Tim Sepak Bola Kebumen Ke Divisi Utama ? -SEMUA berawal dari mimpi Ungkapan itu kiranya cukup untuk menggambarkan ketulusan perjuangan para anak-anak muda Kebumen yang tergabung dalam komunitas Kebumen Militas Suporter (Bumi Mania).
Mereka selalu aktif dan tak kenal lelah menyuarakan dan mendesak Pemkab Kebumen untuk menghidupkan kembali gairah sepak bola di Kebumen.
Bahkan, hampir setiap bulan mereka giat menyambangi pengurus KONI, PSSI, dan Persatuan Sepak Bola Kebumen (Persak) hanya untuk sekadar menyapa dan meminta pihak terkait agar mau peduli terhadap olahraga rakyat tersebut.
"Kami hanya minta geliat sepak bola bisa hidup di Kebumen," kata Koordinator Bumi Mania Kecamatan Petanahan, Roni Langmania (30) saat dikonfirmasi, kemarin.
Komunitas yang terbentuk pada 27 Oktober 2012 ini beranggotakan anak-anak muda pecinta sepak bola yang berasal dari berbagai kalangan, seperti mahasiswa, pelajar, PNS dan pengangguran. Semangat ingin menghidupkan gairah sepak bola itulah yang mendorong terbentuknya komunitas tersebut.
"Sepak bola Kebumen terakhir ada sekitar 2011. Setelah itu, tidak ada kabarnya lagi. Karena itu kami kemudian membentuk Bumi Mania sebagai media berkumpul pecinta sepak bola dan mendorong agar sepak bola Kebumen bisa bangkit," katanya.
Ratusan Anggota
Sampai saat ini Bumi Mania memiliki anggota mencapai ratusan orang yang tersebar tidak hanya di Kebumen, juga di wilayah Jawa Barat. Mereka adalah para perantau yang masih aktif memantau perkembangan sepak bola Kebumen melalui jejaring sosial media. Guna menjalin tali silaturahmi, anggota Bumi Mania selalu mengadakan pertemuan kecil yang biasa dilakukan di Alun-alun Kebumen lantaran komunitas ini tidak memiliki sekretariat.
Sementara untuk mengumpulkan anggota yang berada di daerah lain dilakukan setahun sekali saat Idul Fitri. Tak hanya itu, komunitas ini juga memanfaatkan jejaring sosial media seperti Facebook untuk menjalin komunikasi antar anggota. "Saat kopdar biasanya kami diskusi membahas isu seputar sepak bola Kebumen. Terkadang kami juga main sepak bola bareng," tutur anggota lain Adit S Wahyu.
Tak hanya itu, komunitas tersebut juga memiliki program sosial, diantaranya pembagian makanan menu berbuka puasa pada Ramadan lalu menggunakan uang iuran anggota dan program lainnya. Komunitas ini juga tak menggunakan struktur kepengurusan dan hanya menunjuk koordinator di setiap kecamatan. "Komunitas ini hanya sebagai media mendorong kesadaran semua pihak agar peduli dengan sepak bola," katanya. (Rinto Hariyadi-78)