Sebagian ruas jalan alternatif yang rusak sudah diperbaiki oleh Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kebumen. Akan tetapi akibat intensitas hujan yang cukup tinggi akhir-akhir ini, sejumlah ruas jalan yang awalnya mulus mulai berlubang.
Dari pantauan suaramerdeka.com, di ruas Jalan Soka-Klirong mulai muncul lubang mengaga di tengah jalan. Sejumlah titik lubang yang cukup besar itu dapat ditemukan di Desa/Kecamatan Klirong. Keberadaan lubang di ruas jalan yang relatif masih mulus itu justru cukup membahayakan bagi pengendara sepeda motor.
"Apalagi pada malam hari, karena suasana gelap jadi lubang di jalan itu tidak terlihat," ujar Wawan (30) warga Petanahan yang setiap hari melintasi jalur tersebut.
Wawan berharap Pemkab Kebumen segera menambal lubang di titik tersebut. Lubang jalan di antara jalur yang halus justru sangat membahayakan lantaran pengendara rata-rata melaju dengan kepecapatan tinggi. Karena terjebak lubang, pengendara sepeda motor tidak menguasai laju kendaraan sehingga terjatuh."Sudah banyak yang jatuh akibat lubang itu," katanya.
Segera Ditambal
Kepala DPU Kebumen Slamet Mustolkhah mengatakan, pihaknya akan melakukan penambalan terjadap jalan-jalan yang berlubang utamanya di jalur alternatif lebaran. Diharapkan sebelum H-7 seluruh jalan yang berlubang sudah bisa diselesaikan."Untuk di ruas jalan Soka-Klirong, besok mungkin sudah dapat giliran," ujar Slamet Mustolkhah kepada Suara Merdeka, Kamis (17/7).
Selain itu, imbuh Slamet Mustolkhah, pihaknya akan segera menyelesaikan pembangunan drainase di wilayah perkotaan. Paling tidak sebelum lebaran, seluruh material bekas bongkaran yang saat ini masih berada di badan jalan seperti terlihat di Jalan Sarbini dan Jalan Kusuma akan disingkirkan sehingga tidak mengganggu pengendara jalan."Untuk jalur yang mengarah ke rumah warga akan diprioritaskan penutupannya," ujarnya.
Sementara itu Musim tanam (MT) II tahun 2014 di Kebumen dipastikan mundur. Hal tersebut sebagai dampak dari mundurnya MT I lalu akibat bencana banjir.
Kondisi tersebut dibenarkan oleh Kepala Bidang Irigasi pada Dinas Sumber Daya Air Energi Sumber Daya Mineral (SDA-ESDM) Kebumen Muchtarom, Minggu (27/4).
Menurut Muchtarom saat ini, untuk daerah irigasi (DI) Sempor baru sekitar 40% lahan pertanian yang sudah melakukan tanam.
"Sedangkan daerah irigasi Wadaslintang lebih rendah lagi yakni baru sekitar 12% yang sudah tanam padi," ujar Muchtarom kepada suaramerdeka.com.
Menurut Muchtarom, prakiraan awal musim kemarau yang diperkirakan pada dasarian III bulan April. Namun ternyata hingga akhir April ini masih turun hujan. Artinya volume air di Waduk Sempor maupun Wadaslintang masih bisa naik.
Merujuk data per 24 April 2014, volume Waduk Wadaslintang mencapai 305,908 juta m3 dengan elevasi atau ketinggain air 176,7 meter. Sedangkan pengeluaran 14m3/detik.
Adapun untuk Waduk Sempor volume air sekitar 27,8 juta m3 dengan elevasi 67,5 meter. Adapun pengeluaran di Waduk Sempor 2,8m3/detik.
"Yang jelas bila bila curah hujan Mei rendah maka volume waduk tidak akan bertambah secara signifikan," imbuhnya.
Sementara itu Musim tanam (MT) II tahun 2014 di Kebumen dipastikan mundur. Hal tersebut sebagai dampak dari mundurnya MT I lalu akibat bencana banjir.
Kondisi tersebut dibenarkan oleh Kepala Bidang Irigasi pada Dinas Sumber Daya Air Energi Sumber Daya Mineral (SDA-ESDM) Kebumen Muchtarom, Minggu (27/4).
Menurut Muchtarom saat ini, untuk daerah irigasi (DI) Sempor baru sekitar 40% lahan pertanian yang sudah melakukan tanam.
"Sedangkan daerah irigasi Wadaslintang lebih rendah lagi yakni baru sekitar 12% yang sudah tanam padi," ujar Muchtarom kepada suaramerdeka.com.
Menurut Muchtarom, prakiraan awal musim kemarau yang diperkirakan pada dasarian III bulan April. Namun ternyata hingga akhir April ini masih turun hujan. Artinya volume air di Waduk Sempor maupun Wadaslintang masih bisa naik.
Merujuk data per 24 April 2014, volume Waduk Wadaslintang mencapai 305,908 juta m3 dengan elevasi atau ketinggain air 176,7 meter. Sedangkan pengeluaran 14m3/detik.
Adapun untuk Waduk Sempor volume air sekitar 27,8 juta m3 dengan elevasi 67,5 meter. Adapun pengeluaran di Waduk Sempor 2,8m3/detik.
"Yang jelas bila bila curah hujan Mei rendah maka volume waduk tidak akan bertambah secara signifikan," imbuhnya.
Anda baru saja membaca berita dan artikel dari radar kebumen yang berlamat di Radarkebumen.blogspot.com. Terima kasih