Masalah Krisis Air di Kebumen

Masalah Krisis Air di Kebumen -Pada musim kemarau ini, sebanyak 83 desa di Kebumen rawan krisis air bersih. Jumlah itu sama dengan tahun lalu. Akan tetapi dari jumlah tersebut hanya 74 desa yang bisa terlayani bantuan air bersih.

"Sisanya belum terlayani karena faktor geografis sehingga sulit terjangkau oleh truk tangki," ujar   Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kebumen Muhyidin kepada Suara Merdeka, Jumat (29/8)
.
Dia mengatakan, sampai saat ini, masih belum ada pengajuan bantuan air bersih secara resmi dari pemerintah desa,"  imbuh Muhyidin didampingi Kasie Kedaruratan Arif Rahmadi dan Kasie Logistik Basori.

Memasuki musim kemarau, masyarakat di perbukitan mulai mengalami keterbatasan air bersih. Debit air sumur sudah menurun drastis sehingga hanya dimanfaatkan untuk minum dan memasak. Sedangkan kebutuhan mandi dan mencuci pakaian mereka mengandalkan air sungai.

Di hulu Sungai Luk Ulo banyak warga yang mandi maupun mencuci di sungai tersebut. Bahkan warga Dusun Pencil, Desa Totogan, Kecamatan Karangsambung, sudah banyak yang mengambil air bersih dari sungai karena sumur mereka sudah kering.

Pemkab Kebumen melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kebumen mengalokasikan anggarkan sebesar Rp 423 juta untuk bantuan air bersih bagi warga yang mengalami krisis air bersih.

Anggaran tersebut setara dengan 2.210 tangki air bersih yang akan disalurkan ke desa-desa yang mengalami kekeringan.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kebumen Muhyidin menjelaskan, anggaran untuk bantuan air bersih tahun ini naik dibandingkan tahun anggaran 2013 yakni Rp 372 juta atau setara 2.160 tangki. Dari anggaran tersebut disalurkan sebanyak 1.932 tangki. Jumlah itu termasuk 388 tangki bantuan dari masyarakat.

"Adapun sisa anggaran dikembalikan ke kas daerah," ujar Muhyidin kepada Suara Merdeka di kantornya, Jumat (29/8).Melihat kondisi saat ini, pihaknya merencanakan untuk memulai pengedropan air bersih ke daerah kekeringan mulai minggu kedua September. Adapun sasaran pengedropan diprioritaskan ke daerah terparah dilanda krisis air.

"Ya, kami berharap bulan Oktober sudah mulai turun hujan sehingga krisis air tidak terlalu lama," ujar Muhyidin seraya menyebutkan pijaknya telah menyiapkan enam unit mobil tangki dan satu mobil tangki milik PDAM untuk menyalurkan air ke desa-desa sasaran.

Anda baru saja membaca berita dan artikel dari radar kebumen yang berlamat di Radarkebumen.blogspot.com. Terima kasih