Kekeringan di wilayah kebumen

Kekeringan di wilayah kebumen -Volume air di Waduk Sempor yang berada di Desa Sempor Kecamatan Gombong, Jawa Tengah terus menyusut. Saat ini, volume air yang tersisa di waduk tersebut hanya tinggal 17,3 juta meter kubik. Padahal untuk memulai musim tanam akhir tahun 2014 ini, pintu irigasi dari waduk ini dijadwalkan bisa dibuka 1 Oktober mendatang.

''Jika sampai akhir September 2014 masih belum turun hujan, rencana pembukaan aliran irigasi yang dijadwalkan 1 Oktober, kemungkinan akan tertunda,'' jelas Kepala Bidang Irigasi pada Dinas Sumberdaya Air Energi dan Sumberdaya Mineral (SDA ESDM), Muchtarom, Jumat (12/9).

Dia menyebutkan, dengan volume air waduk yang hanya tinggal 17,3 juta meter kubik, air dari waduk ini hanya akan bisa mengairi sawah hanya dalam beberapa pekan saja. Padahal, air dalam waduk tersebut perlu dipertahankan volumenya, karena juga menjadi sumber tangkapan air yang menopang kebutuhan air wilayah sekitarnya. 

Menurutnya, dari pengukuran volume air terakhir tahun 1998, waduk tersebut masih mampu menampung air hingga 38,363 juta meter kubik. Dengan kapasitas daya tampung air tersebut, air dari Waduk Sempor mampu mengairi sawah seluas 4.000 hektar di wilayah Kabupaten Kebumen.

Anggota Dewan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Tengah, Eddy Wahono menyebutkan, daya tampung air Waduk Sempor saat ini, kemungkinan tidak lagi sebesar 38,363 juta meter kubik. Hal ini kareda tingkat sedimentasi akibat erosi di hulu sungai yang dibendung cukup tinggi, mencapai 200 ribu meter kubik per tahun.

''Sebagai gambaran, ketika Waduk Sempor dibangun tahun 1978, volume air yang ditampung masih bisa mencapai 52 juta meter kubik, sehingga mampu mensuplai kebutuhan irigasi untuk sawah 6.500 hektare. Jadi daya tampung air waduk tersebut saat ini, kemungkinan sudah jauh lebih rendah lagi dibanding kondisi tahun 1998,'' jelasnya.

Pemerintah mengakui belum dapat mengatasi kekeringan dengan maksimal. Minimnya fasilitas dan kuranganya perawatan menjadi penyebab kekeringan selalu menjadi masalah setiap tahun.

Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Rusman Heriawan mengatakan tidak banyak bendungan besar yang berfungsi dengan baik. Padahal modal ini diperlukan agar lahan pertanian tetap terairi dengan baik ketika kemarau tiba. "Kalau bendungan kecil ada," katanya kepada Republika, Kamis (11/9).

Bendungan besar yang dimaksud termasuk Waduk Jatigede yang termasuk proyek strategis prioritas di Jawa Barat. Waduk Jatigede akan mengairi Daerah Irigasi Rentang 90 ribu hektare. Selain itu, waduk Jatigede juga akan dimanfaatkan untuk aliran air baku pantura 3.500 liter per detik, pengendalian banjir 14 ribu ha dan PLTA 110 mw. 

Rusman juga melihat pemeliharaan irigasi yang ada kurang baik. Sebagian besar irigasi di Indonesia memiliki luas 1000 hektare (ha) yang harus dirawat oleh pemerintah daerah. Pemerintah pusat bertanggung jawab pada pemeliharaan irigasi dengan luas diatas 3000 ha. 

"Yang banyak rusak itu yang luasnya dibawah seribu. Ada yang salurannya sudah rubuh," kata Rusman.Ia pun mengapresiasi ide presiden terpilih Jokowi untuk membangun 25 waduk. Namun hal itu harus disesuaikan dengan kemampuan pemerintah membangun infrastruktur.